PROFIL
PROFIL
WISATA
WISATA
BERITA
BERITA
SATU DATA
SATU DATA
INFORMASI
INFORMASI
KONTAK
KONTAK

Berwisata Ke Nusa Penida Menggunakan Fastboat dari Pantai Sanur

Berwisata Ke Nusa Penida Menggunakan Fastboat dari Pantai Sanur

Nusa Penida, Nusa Ceningan, dan Nusa Lembongan merupakan gugus pulau yang terletak di sebelah tenggara Pulau Bali. Selama beberapa tahun belakangan ini, kepulauan  ini menjadi semakin populer sebagai salah satu destinasi wisata yang layak dikunjungi. Salah satu wisata yang ditawarkan saat mengunjungi pulau ini bermacam-macam, dari wisata desa hingga yang paling populer, yaitu ragam rekreasi air, seperti snorkeling, surfing, hingga bermain kayak dan kano. 

 

Untuk menuju Nusa Penida, ada tiga jalur yang bisa dilalui. Pertama, dari Pantai Sanur. Kedua, dari Pantai Kusamba Klungkung, dan Pelabuhan Padang Bai, Karangasem. Penyeberangan dari Sanur menjadi favorit karena titik start dilakukan dari tengah kota Denpasar, sehingga memudahkan wisatawan untuk mencapai pulau yang belakangan ini menjadi destinasi favorit tersebut. Sarana transportasinya, antara lain yaitu perahu tradisional (jukung), fastboat/speedboat. Sedangkan kapal ferry ataupun roro  tersedia di Padangbai dan Kusamba. Sementara di Pelabuhan Benoa, tersedia cruise yang juga mencangkup jalur Lombok. 

 

Pengunjung dapat memilih jenis transportasi air ini sesuai dengan budget yang dimiliki dan kenyamanan yang diberikan. Namun, di antara ketiga opsi ini, penggunaan fastboat menjadi yang paling populer. Hal ini, berdasarkan pada beberapa pertimbangan, seperti faktor kenyamanan dan kecepatan.  Dibanding jukung yang merupakan slow boat, waktu tempuh memang menjadi pertimbangan pengguna fastboat. Jika slowboat dari Sanur ke Nusa Penida bisa menghabiskan waktu sampai 2 jam, maka fastboat hanya memerlukan waktu di bawah 45 menit saja. 

 

Untuk tiket fastboat ini dipatok kisaran Rp 300.000 hingga Rp 350.000 (one way) dan Rp 500.000 hingga Rp 550.000 (PP). Sedangkan anak-anak usia 2-12 tahun dikenai kisaran Rp 200.000 hingga Rp 240.000 (one way) dan Rp 300.000 hingga Rp 350.000 (PP). 

 

“Speedboat memiliki ruang yang cukup untuk memuat sekitar 85 orang, jadi ada ruang yang cukup untuk semua penumpang. Pakai speedboat juga lebih cepat, 35-45 menit sudah sampai di Lembongan, kalau perahu biasa, satu setengah jam baru sampai,” ujar Annie Kusuma Dewi, sales marketing Arthamas Express Cruise, agen travel dengan tujuan khusus ke Nusa Lembongan. 

 

Rata-rata, setiap agen travel yang masing-masing memiliki kantornya sendiri di sepanjang Sanur Beach Walk ini memiliki paling tidak satu fastboat yang beroperasi setiap hari. Jadi, dengan adanya kurang lebih 10 agen travel yang ada di sepanjang Pantai Sanur, maka terdapat paling tidak 10 fastboat yang beroperasi setiap hari. 

 

Setiap fastboat ini memiliki jam berangkat yang beragam dalam sehari. Fastboat milik Arthamas  Express Cruise, misalnya, memiliki tiga waktu keberangkatan dalam sehari, yaitu pukul 08.15,  11.00, dan 16.15 Waktu Indonesia Tengah (WITA). Selain itu, ada pula agen travel yang beroperasi hanya dua kali dalam sehari, namun ada juga yang ‘rajin’ operasional yang beroperasi empat kali dalam sehari. 

 

Adapun wisatawan yang memilih trip menggunakan fastboat ini kebanyakan merupakan para wisatawan, baik domestik maupun lokal. Untuk pengguna selain wisatawan, seperti warga Nusa Penida atau Lembongan yang bekerja di Pulau Bali atau sebaliknya, lebih memilih menggunakan perahu tradisional yang memiliki tarif lebih murah dibandingkan dengan penggunaan fastboat.  Annie Kusuma Dewi mengaku, bahwa wisatawan pengguna speedboat ini kebanyakan berasal dari Australia dan China. “Turisnya ya dari berbagai negara, sih. Paling banyak Aussie dan China. Eropa, juga. Lalu Korea,” ujar Annie. 

Ramainya wisatawan yang berkunjung ke Nusa Penida dan Nusa Lembongan sendiri jumlahnya tidak bisa diprediksi. Terdapat bulan-bulan di mana jumlah wisatawan meningkat secara drastic, namun ada juga bulan-bulan di mana wisatawan tak seramai biasanya. Berbeda dengan anggapan bahwa hal ini dipengaruhi oleh musim liburan, ternyata tingkat kunjungan ini memang tidak bisa diprediksi. Hal ini juga diutarakan oleh Annie. “Tidak tentu sih. Sepi tidaknya tidak bisa diprediksi. Wisatawan kan datang dari negara yang berbeda-beda dan punya jadwal yang berbeda pula,” paparnya.

Tags