Tari Kolosal "Gunung Mandara Giri" Garapan SMAN 8 Denpasar, Pukau Ribuan Penonton Dalam Malam Kebangkitan Budaya Ke 7

Dalam puncak Malam Kebangkitan Budaya (MKB) ke 7 yang diselenggarakan oleh SMAN Negeri 8 Denpasar, yang bekerjasama dengan Pemerintah Kota Denpasar dan Forum OSIS Kota Denpasar, menampilkan suguhan Tari Kolosal garapan siswa-siswi SMAN 8 Denpasar. Dimana tarian kolosal ini berhasil memukau penonton yang hadir dan memadati stage di panggung terbuka Ardha Candra, Taman Budaya Art Centre Denpasar dalam pagelaran MKB ke 7 ini, Jumat (8/5). Acara pagelaran ini di hadiri dan dibuka langsung oleh Walikota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra yang ditandai dengan penyerahan kayonan dari Kepala Sekolah SMAN 8 Denpasar kepada Walikota Denpasar, yang selanjutnya Walikota menyerahkan kayonan kepada Kepala Sekolah SMAN 6 Denpasar yang nantinya sekaligus akan melanjutkan penyelenggara MKB ini di tahun mendatang. Sebelum membuka pagelaran MKB, Walikota Rai Mantra didampingi Ketua TP PKK Kota Denpasar Ny. I.A Selly Dharmawijaya Mantra, dan Sekda Kota Denpasar AAN Rai Iswara terlebih dahulu meninjau stand pameran inovasi dan kuliner yang digelar para siswa SMA/SMK di Kota Denpasar, bertempat di areal Taman Budaya Art Centre Denpasar.
Pada pagelaran MKB ini, SMAN 8 Denpasar menampilkan sebuah garapan seni Tari Kolosal yang berjudul "Gunung Mandara Giri". Sebelum Tari Kolosal Gunung Mandara Giri dipentaskan, acara dibubka dengan tarian mascot Kota Denpasar yakni Tari sekar Jempiring. Dimana tarian ini mewakili pelestarian flora yang ada di Denpasar. Setelah tarian Sekar Jempiring usai, akhirnya pementasan Tari Kolosal Gunung Mandara Giri dipentaskan. Terlihat penonton sangat antusias menyaksikan pementasan tari kolosal ini, dimana Tari Kolosal Gunung Mandara Giri ini menceritakan ketika para dewata menginginkan keabadian karena peperangan antara dewata dan para asura. Atas petunjuk Dewa Wisnu para dewa diminta untuk menyuling lautan susu untuk mendapatkan tirta keabadian yaitu "Tirta Amerta", dengan syarat mereka harus berkerja sama dengan rivalnya yaitu raksasa. Dipihak lain para raksasa yang dipimpin oleh Detya Bali yang selalu membuat keonaran dan kehancuran di Bumi, didatangi oleh Dewa Indra intuk bersekutu mengerjakan pencarian Tirta Amerta, karena para raksasa juga menginginkan keabadian maka merekapun menyambut gembira gagasan tersebut. Dan mulailah karya agung itu dimulainya dengan menggunakan Gunung Mandara Giri sebagai tongkat pengocok samudra.
Setelah lama dan lama pemutaran dilakukan, maka munculah Dewi Dhanwantari membawa Tirta Amerta dan langsung diambil oleh para raksasa. Oleh karena itu terjadilah pertempuran untuk memperebutkan Tirta Amerta. Setelah para Dewa berhasil merebut Tirta Amerta, maka dibagikanlah kepada para Dewa, namun seorang raksasa yang bernama Rahu menyamar sebagai Dewa dan ikut berbaris dideretan para Dewa. Namun Sang Hyang Surya dan Sang Hyang Candra mengetahuinya, secepat kilat Tirta Amerta pun di ambil oleh Detya Rahu, peperangan pun kembali terjadi dalam upaya memperebutkan Tirta. Dan akhirnya Kamandalu dan Wisnu pun memenggal kepala Rahu ketika ia sedang meminum Tirta Amerta. (ays)