Produksi sampah di Kota Denpasar ini mencapai 2500 M³ perhari dan bahkan pada hari-hari tertentu bisa mencapai 3000 M³ lebih dalam sehari. Limbah menjadi problematika yang semakin berat pengaruhnya bagi kehidupan manusia. Selain dampaknya dapat membahayakan kesehatan, juga merusak kelestarian lingkungan. Untuk mengatasi masalah ini, program pengolahan sampah organik semakin digalakan, di antaranya dengan mengolahnya menjadi pupuk. Cara ini dapat mengurangi dampak negatif sampah sekaligus memberikan profit pengolahan sampah organik. Dengan melalui sosialisasi bakti bumi ini diharapkan agar seluruh lapisan masyarakat kota denpasar ikut peduli dan bertanggungjawab atas masa depan Kota Denpasar. Demikian disampaikan Walikota I.B Rai Dharmawijaya Mantra dalam sambutannya yang dibacakan Kepala Dinas DKP Ketut Wisada saat peresmian Bakti Bumi di Br. Peken, Renon Denpasar, Minggu (21/4).
Lebih lanjut Rai mantra mengatakan masalah kebersihan khususnya tata kelola persampahan tidak dapat dituntaskan hanya oleh lembaga teknis (DKP) saja, tanpa didukung sikap dan prilaku terpadu dari seluruh lapisan masyarakat dan komponen lainnya. Untuk itu perlu terus digali sebagai upaya pembatasan timbunan sampah, pendauran ulang sampah dan atau pemanfaatan kembali sampah yang di kenal dengan kegiatan 3R (*Reduce, Reuse, Recycle*).
Sementara Panitia yang sekaligus Manager LSM Tungku Bali I Made Mertha Jaya mengatakan Sosialisasi ini diisi dengan demo tata cara pengolahan sampah organik menjadi pupuk, penandatangan MOU dan penyerahan bantuan berupa tempat pengolahan sampah organik kepada masyarakat Br. Peken. “ Pengolahan sampah organik menjadi pupuk kami disini menggunakan Metode Takakura, metode ini sangat praktis dan cepat mengubah sampah organik menjadi pupuk †Ujar Made Mertha.
Lebih lanjut Made Merta mengatakan Metode Takakura ini saya mengambil dari metode pengolahan sampah yang ada di Jepang. Dimana Negara Jepang menerapkan pengolahan sampah ini supaya sampah organik ini di manfaatkan untuk pembuatan pupuk organik dan untuk menjaga kebersihan di Negara Jepang tersebut. Pengolahan sampah organik ini sangat mudah dilakukan dan cepat dan tahapannya sangat mudah. “ Tahapan itu antara lain tahap 1. Taburkan Sekam hingga rata, tahap 2. Tutup sekap itu menggunakan kardus, tahap 3. Taburkan pupuk organic diatas kadus yang di gunakan sebagai pembatas antara sekam dan pupuk yang sebagai stater, tahap 4. Semprotkan bakteri yang sebagai penghancur sampah organik sampai rata diatas stater, tahap 5. Barulah sampah organik di masukan, tahap 6. Taburkan kembali pupuk stater diatas sampah dan semprotkan kembali bakteri yang sebagi penghancur sampah organik, tahap 7. Yang juga tahap terakhir tutup lagi dengan menggunkan kardus†Tegas Made Mertha. (Jna)